VISI DESA KESESI : WIBAWA PEMERINTAHANNYA, BAHAGIA WARGANYA  

Sejarah Desa

Operator Opensid Kesesi | 18 September 2020 23:30:41 | 1.878 Kali

 

SEKILAS

SEJARAH DESA KESESI

 

Kesesi adalah kota tua yang berada di bagian barat kabupaten Pekalongan, kota kecil namun dapat dikatakan ramai karena terdapat pusat perdagangan antara wilayah Kabupaten Pemalang (Kec. Bodeh) dengan Kecamatan Kesesi.

Kondisi masyarakatnya sangat religius dan heterogen, dari penduduk asli maupun pendatang, artinya orang tua dan yang lahir dari Kesesi dan orang yang bukan dari keturunan asli Kesesi. Terdapat berbagai suku, ras, agama seakan sudah membaur di kota kecil ini, baik penduduk dari suku Jawa, Cina, Arab, dan sebagian dari suku Batak telah mendiami daerah ini sejak lama.

Dalam sejarah, Kesesi merupakan awal terjadinya cerita adanya nama “Pekalongan”, Pada Buku Babad Tanah Jawa, diceritakan salah seorang yang terkait dengan sejarah tersebut adalah Raden Bahu ( Bahu Rekso) putera Ki Ageng Cempaluk dari Kesesi yang mengabdi di Kerajaan Mataram. Mulanya Raden Bahu dapat diterima menjadi Prajurit jika dapat berhasil membendung kali Sambong ( di wilayah Kabupaten Batang ), dan berhasil. Kemudian diperintah untuk menaklukkan berandal yang ada di Alas Roban, tugas itupun dilakukan dengan baik, dan berhasil kemudian meningkat menjadi Lurah Prajurit. Dan yang terakhir mendapat tugas dari Sultan Agung untuk melamar Putri Rantamsari dari Kalisalak, namun sang Puteri justru jatuh cinta kepada Raden Bahu, sehingga diganti dengan Puteri Kalibeluk Rantinem.

Tahu kalau yang diserahkan adalah bukan Rantamsari, maka Sultan Agung marah dan memberi hukuman terhadap Raden Bahu untuk membabat Alas Gambiran, setelah itu Raden Bahu diberi tugas lagi untuk membantu Sultan dalam melawan Belanda di Batavia (Jakarta) bahkan dijadikan Senopati. Dalam menjalankan tugasnya, Raden Bahu berjanji untuk tidak kembali ke Mataram jika gagal dalam tugasnya.

Karena semua bahan makanan para prajurit dibakar oleh Belanda, maka Raden Bahu yang diberi nama baru “ Bahurekso” kembali bertapa di hutan Gambiran diatas pohon Gordil dengan posisi kaki diatas, dan kepala dibawah, sebagaimana layaknya “Kalong”, sehingga tempat tersebut dinamakan “ Pekalongan” ; artinya : Pe- dari kata Tapa, Kalong- seperti kalong, an- menunjukkan tempat, jadi Pekalongan dapat diartikan “Tempat Bertapa seperti kalong”.

Kesesi merupakan daerah tersisih, baik dari kota raja, maupun tersisih dari mara bahaya, dari situlah maka ada yang menamakan “Kesisih” menjadi Kesesi, adalagi yang mengatakan bahwa yang membebet pertama kali darah ini bernama Ki Ageng Kosasih, ayah dari Ki Ageng Cempaluk, maka daerah ini berasal dari kata “Kosasih” menjadi “Kesesi”.

Perkembangan Kesesi dari munculnya kata “Pekalongan” dalam sejarah, dan kian tahun semakin ramai sebagai salah satu tujuan perdagangan dari daerah lain, seperti dari Banjarnegara, Wonosobo, Batang, dan Pemalang. Perdagangan dipasar Kesesi dari wilayah Kesesi sendiri atau dari daerah lain tersebut adalah buah-buahan, sayuran, palawija, atau bumbon/ bawang.

Kesesi memiliki jajanan sebagai oleh-oleh andalan berupa “Apem”,

Bahkan Apem yang dikenal banyak orang sebagai Apem Comal, sebenarnya adalah produk apem dari Kesesi dan pusat pembuatanyapun ada di Kesesi, namun pemasaranya banyak dilakukan di pasar Comal. Mestinya sebutanya bukan Apem Comal, tapi “Apem Kesesi”.

Perdagangan dan pertanian merupakan dominasi masyarakat Kesesi, hal ini disebabkan adanya pasar tradisional yang merupakan pusat belanja hasil bumi dan hasil yang lain dari wilayah luar Kesesi.

Pertanian yang mendukung perekonomian di Kesesi sangat berperan dalam pengembangan daerah, baik dari sawah maupun perkebunan  sebagai pendorong pembangunan perekonomian masyarakat di Kesesi.

Pengairan yang tertata dengan baik, dan dengan sistem pola tanam yang baik  akan menghasilkan panen yang baik pula, sehingga di Kesesi tidak ada masalah dengan air pertanian sehingga tiap tahunya dapat menikmati hasil panen. Wilayah pertanianya luas, dataran rendah dan sebagian besar rata sehingga mudah dalam pengaturan sistem pengairanya.

Kepemimpinan di Kesesi dimulai dari daerah pedukuhan, Kelurahan (tempo dulu) kemudian menjadi Desa, sekarang menjadi Kecamatan Kesesi . Ibu Kota Kecamatan Kesesi semula berada di Desa Kesesi, namun dengan tingkat perkembangan maka sejak tahun 1997 dipindah ke Desa Kaibahan, 2 (dua) km  sebelah timur Desa Kesesi.

Tercatat dan yang diketahui oleh penyusun, bahwa Desa Kesesi Pernah dipimpin oleh :

  1. Bapak Suryodo Memimpin dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1961
  2. Bapak Mustadi Memimpin dari tahun 1961 sampai dengan tahun 1970
  3. Bapak H. Ikhsan Memimpin dari tahun 1970 sampai dengan tahun 1979
  4. Bapak Slamet (PJS) Memimpin dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1980
  5. Bapak Munarip(PJS) Memimpin dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1981
  6. Bapak Sutrisno Memimpin dari tahun 1981 sampai dengan tahun 1990
  7. Bapak Roestani Memimpin dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1999
  8. Bambang Riyanto Memimpin dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007
  9. Bapak Mokhamad Memimpin dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013
  10. Bambang Riyanto Memimpin dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2019
  11. Bapak Januar Ismanto Memimpin dari tahun 2019 sampai dengan Sekarang

Sedang Lurah/Kepala Desa sebelumnya masih menggunakan nama yang disebut “Penatus” (Pemimpin daerah Pedusunan) dan belum diketahui karena masih dalam penelusuran.

Dengan luas wilayah 874.958 ha, Semula Kesesi terdiri dari 4 (empat) wilayah dusun, yaitu Dusun Kesesi Kota, Dusun Kauman, Dusun Bantul, dan Dusun Semampir, namun pada tahun 2009 ada pemekaran dusun, yaitu Dusun Semampir menjadi 2(dua) dusun, yaitu Dusun Semampir Pesantren, dan Dusun Semampir Darussalam, sehingga keseluruhan Desa Kesesi menjadi 5 (lima) dusun, yang terdiri dari 13 wilayah RW, dan 52 wilayah RT, dengan jumlah penduduk ( Mengikuti perkembangan tiap tahun)

Pembangunan sudah mulai meningkat, baik dibidang sarana prasarana, pendidikan maupun bidang lainya, namun belum begitu lengkap kami sampaikan dan akan ditingkatkan tekhnik penyusunanya, sesuai dengan kondisi Desa Kesesi dari sejarah awal hingga perkembangan pembangunan yang sedang banyak berjalan sekarang ini, tahap demi tahap akan ditingkatkan untuk kemajuan dan peningkatan kwalitas sumber daya manusia dan sumber daya alamnya.

Sejak tahun 2008 telah digulirkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan ( PNPM_Md, Tahun pertama Desa Kesesi belum memperoleh kesempatan, dan pada tahun kedua (2009) baru mandapatkan dana tersebut yang diarahkan untuk pembangunan Terford, jalan tembus Dusun Bantul _ Dusun Semampir sepanjang 1 km, Kemudian tahun berikutnya(2009) melanjutkan jalan tersebut sepanjang 0,8 km. Maka tersambung sudah jalan vital yang digunakan sebagai jalur pertanian khususnya di Desa Kesesi.

Organisasi Keagamaan sangat mendominasi dibanding dengan organisasi kemasyarakatan lainya. Dominasi agama Islam sangat menonjol, karena memang penduduknya 96 ragama Islam. Hampir setiap ada perkumpulan – perkumpulan warga, sering menggunakan identitas kelompok keagamaan.

 

 

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun)

Formulir Komentar (Komentar baru terbit setelah disetujui Admin)

Nama
No. HP
Alamat e-mail
Komentar
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 

Wilayah Desa

Aparatur Desa

Sinergi Program

Agenda

Belum ada agenda

Info Media Sosial

Lokasi Kantor Desa


Kantor Desa
Alamat : Jalan Raya Kesesi - Kajen KM 10
Desa : Kesesi
Kecamatan : Kesesi
Kabupaten : Pekalongan
Kodepos : 51162
Telepon :
Email : pemdeskesesi@gmail.com

Statistik Pengunjung

Hari ini
Kemarin
Jumlah pengunjung